Buset udah lama bener ngga pernah nge blog.
Walau aku naruh link blog-lu di bio instagram.. percayalah itu karena aku memang tidak pernah ngutak-atik bio jadi lupa kalo aku taruh link.
Anyway..
Langsung aja ke inti. Dilan. 1990. Atau 1996? Entahlah..
Jadi, aku belum pernah baca novelnya. Juga nonton filmnya. Sudah sekian orang ngajakin untuk nonton, tapi sampe sekarang, menurutku... nonton Dilan itu lebih menyeramkan daripada nonton film horror.
Perlu mental yang kuat.
Kenapa?
Jujur, aku tertarik nonton film ini. Cuma.. Pribadi, aku belum siap untuk menata ekspektasi ku ke cowok setelah nonton film ini.
Dilan, buat ekspektasi cewek makin tinggi.
Coba pikir, kalo aku nonton dan aku berekspektasi.. mana ada sih.
Cowok semacem Iqbaal mau lirik cewek yang hanya sisa butiran jasjus di pinggir gelas kaca macam aku?
Sempat, aku liat satu video yang nunjukin Iqbaal, sama siapa itu.. yang jadi Milea? Yah yang itu.
Bentar. Coba cari gif. nya dlu. Sapa tau ada kan.
Kaga ada, adanya foto doang.
![]() |
Mana ada watermark.. Tidak bermodal.. |
Pas nonton video ini, refleks dong bilang, "Buset Iqbaal ganteng bet dah. Kalo w jadi yang cewe bisa pingsan, ga bangun sampe 3 kali lebaran".
------
Oke, yang Dilan cukup.
Ini salah satu sifatku, yang aku sendiri susah banget buat manage. My expectations. And there are lots of it.
Ekspektasi itu gampang banget datengnya. Dan karena itu gratis, aku jadi semena-mena. Cus I love gretongan.
Maksudnya, aku berfikir.. well, ngga apa-apa dong ngayal dikit?
But, expectation kills. Kalo ngga ada action.
Banyak hal yang aku inginkan, dari kerjaan full staff (btw, sekarang aku kerja tapi belum full staff), pengen beli ini beli itu, jalan jalan kesana kesini, dan banyak yang ngga mungkin untuk aku bilang disini. Demi kebaikan nama keluarga HAHAHAHA.
Sah sah aja untuk berkeinginan. Bagus bagus jadi motivasi kan. Tapi sayang banget, untuk diriku sendiri -- catat -- diriku sendiri.. ini jadi boomerang banget.
Aku yang bilang, 'ngga apa-apa ngayal dikit', semua itu memang cuma khayalan. Belum ada yang jadi nyata.
Dan kecewa berat kalo semua yang terjadi ga sesuai harapan.
Susah banget. Aku berusaha kok. Serius.
Tapi emang ngga akan pernah cukup. Aku belum pernah merasakan di zona nyaman. Belum. And I am looking for it, for sure. At least once in a while, I know what it feels to get what I like the most.
LAH KOK JADI BERAT WKWK.
Padahal mau nya santai santai aja gitu. Maklum udah subuh, jadi makin seru serasa pillow talk.
Expectation kills.
Iya sih, dan akan terus. Kalau aku ngga bersyukur.
Salah satu kenapa aku berekspektasi, adalah karna ada bukti nyata. Dari sesuatu yang aku ingini. Dan aku merasa, it is possible. And I have to get it, or be like it?
Tapi, kenapa harus? Siapa tau aku yang sekarang adalah aku yang aku ingini.
Iya ya, siapa yang tau.
Ternyata, ekspektasi itu ga salah.
Yang salah itu, kenapa kita kecewa kalau tidak sesuai ekspetasi? Ya karena.. ekspetasi itu apa yang kita ingini, siapa sih ngga mau keinginannya tercapai.
Tapi, kalau kamu adalah kamu yang sekarang, bagaimana kalau kamu adalah ekspektasi seseorang?
....
Iya. Bagaimana kalau kita ekspetasi seseorang?
You just don't know. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar